Minggu, 29 Juli 2012

puisi "malam yang indah"


"Malam yang Indah"
karya : Rifan Romadon

sepoi angin kembali menghiasi malam 
menitis baur menyusuri alam
riak deru ramai semakijn padam
melesuh resah terlelap kelam
menebar mimpi yang kian tenggelam

tak terketup pasang bola mata ini
trerbuming langit hitam dalam buli
terlena bintang berkedip deri
tersanjung bulan berai putih berseri
dibalik awan halus gelombang, dengan sejuta misteri

dinginnya alam semakain meratapi
menggoyah mimpi hingga merasuk hati

desah ayat suci melemaskan kolbu
tersimpang fikir dalam dosa terdahulu
tersirat mata terdiam dan terpaku
berkaca kilau tergelitik merambu
mengalir derai bertabuh membisu
tersayat hati menimba sedih terbelenggu

pusis "langit biru"


"Langit Biru"
karya : Rifan Romadon

duduk manis disebuah pohon besar
merasakan dinginnya kesejukan alam
sepoi angin menyelimuti badan
Membekukan darah merah yang menggumpal

Liuk pohon menghidupkan suasana
bernyanyi dan menari menikmati kehidupan
tampak untaian rumput ikut berdendang
menghiasi bumi luas yang terhampar

tampak sang mentari tersenyum
memancarkan sinarnya yang berseru
awan putih terdian mengimbu
melihat hembusan angin yang terus berlari tak mengeluh

sorot kedua belah mata bersinar
berkaca penuh dengan kesenangan
tertengadah, melihat luasnya cakrawala
gunung tinggi menjulang
meraih langit tak berbintang

sungguh indahnya langit biru
menuntunkan sang surya yang menjemu
melantunkan kicauan burung yang syahdu
diatas kehidupan yang menderu-deru

riak ombak laut turut senang
melihat langit biru yang tersenyum girang
nan amat damai dan penuh ketentraman
menghiasi indahnya bayangan surga
Alam Duniaa..............................

puisi "suasana subuh hari"


"Suasana Subuh Hari"
karya : Rifan Romadon

Bunga tidur sedang menghiasi malam
Menikamti indahnya bermimpi
Keheningan mengiringi ketenangan hati
Mengitari cakarawala luas alam ini

Suara tabuh pun berbunyi
memecahkan keheningan alam sunyi
buyar sudah semua mimpi-mimpi
menerima panggilan dari Yang Maha Ilahi

Sontak kelopak mata terbangkit
perlahan-lahan terasa berat mengguji
saaat rayuan syetan mendekati
kembali terpejam dan terus menderasi

Suara adzan subuh berkumandang
selang seling sahutan ayam jantan
terbangkit kembali kelopak mata
seutas selimut dilempar dengan kerasnya
membuka jendela dan menyambut alam
sepoi angin dingin menusuk kolbu
menerpa wajah dan kulit pun terpaku
Mendorong kolbu untuk pergi berwudhu

kesucian air kembali menyertai
melaksanakan kewajiban diri
menghadap kasih lembut sang Ilahi
dengan tulus ikhlas dan kesungguhan hati
langit kembali memutih
mendorong mentari untuk tiba kembali.

Rabu, 06 Juni 2012

Gombalan Maut
The Gombalers – Kobe, Kuwait & Jakarta

Selain musim banjir, di Indonesia juga sedang musim gombalan maut. Gombalan bisa berbentuk rayuan atau pantun yang bertujuan membuat klepek-klepek objek yang dirayu. Saking populernya, urusan gombalan ini sampai dibuat acara tersendiri dan marak di stasiun televisi. Namanya saja gombalan, sudah pasti sedikit lebay, kalau formal dan wajar, jadinya malah garing.
 
Berikut adalah kumpulan berbagai gombalan yang pernah kami dengar dan baca dari berbagai sumber, atau merupakan hasil kreatifitas kami sendiri. Sebagian ada yang pernah bertengger di KoKiGreeting, yang merupakan wadah kami berpantun, melantunkan gombalan, sekaligus menjalin persahabatan. Berhubung kami baru belajar bergombal-ria, mohon dimaklumi jika ada gombalan yang garing atau kurang nendang. Kalaupun kurang nendang, kami bersedia menendang sampai kehati, hihihi.
 
Merayu pakai gombalan maut, siapa takut!
 
Gombalan ala Yuka - Kobe :
Pernah kamu bercita-cita untuk menjadi pilot?
Memang kenapa?
Biar kamu bisa membawa aku terbang ke hatimu!
 
Kamu pernah naik jet coaster?
Memang kenapa?
Seperti itulah jantungku  berdetak cepat kala melihatmu!  *Pingsan
 
Kamu tahu nggak, mentari yang muncul dari balik gunung Rinjani?
Seperti itulah dirimu, yang mampu membuat hatiku bersinar ceria
 
Kamu perangkai bunga, yach?
Memangnya kenapa?
Karena kamu telah merangkai hatiku dengan bunga yang indah
 
Saudari hakim ketua, yach?
Kok tahu?
Karena kau telah mengetuk-ngetuk pintu hatiku..douuhhh!!
 
Bisakah engkau lihat putihnya salju di puncak Fujiyama?
Seputih itulah kasihku padamu*huwaaa ampun
 
Kamu bisa mengukir, yach?
Memang kenapa?
Ukirlah aku dihatimu!

trik menulis novel + sukses diterima penerbit

Gimana sih cara nulis novel yang baik? Enggak usah panik ada Farida Susanty jebolan Coaching Cerpen W 2007. Cewek ini juga berhasil menyabet penghargaan bergengsi di dunia sastra, Khatulistiwa Award kategori penulis baru terbaik melalui novel karyanya, Dan Hujan Pun Berhenti. Berikut tips-tips dari Farida yang sebenarnya enggak susah buat diikuti.

1. Untuk tulisan pertama, tulis yang kita tahu dulu saja.
Data dan isi memang penting, tapi usahakan untuk mencari ide dasar yang simple saja. Kalau terlalu rumit, malah malas mulai karena bingung mau nulis apa.

2. Tulis sesuatu yang kita banget.
Kita suka romance? Ya tulis romance, jangan horor. Menulis sesuatu yang kita suka akan bikin kita semangat.

3. Jangan pikirin hasilnya sampai tulisan itu selesai.

Tulisan awal memang selalu jelek. Tapi enggak berarti cerita itu jelek. Kan nanti ada tahap revisi. Pas sudah selesai, baru deh kita edit hal-hal yang enggak banget itu.

4. Cari tahu kebiasaan kita.
Apakah kita lebih produktif nulis pas malam? Atau di tempat terbuka? Pakai aromaterapi, mungkin?

5. Catat ide.
Bawa notes dan pulpen ke mana-mana. Ide bisa datang tiba-tiba, sayang kan kalau sampai lupa karena enggak dicatat?

6. Banyak baca buku penulis-penulis lain dan pelajari cara mereka membentuk dan menyampaikan cerita.

Fiuhh... leganya. Naskah yang sudah kita buat selama berbulan-bulan sekarang sudah selesai. Kita mulai bersandar ke kursi dan berkhayal buku kita diterbitkan. Eits, jangan buru-buru. Sebelum diterbitkan, langkah pertama adalah, kirim dulu ke penerbit. Dan ini aturan-aturan yang perlu kita perhatikan supaya naskah kita yang bagus enggak ditolak.

1. bukan draft pertama
Jangan beri penerbit draft pertama. Sebisa mungkin, edit dulu tulisan kita. Selalu ada yang kurang di draft pertama. Entah ejaan, entah cerita yang setelah dipikir-pikir tidak nyambung, atau yang lainnya. Mengumpulkan komentar orang juga berguna dalam revisi ini. Sayang kan kalau ide kita yang bagus ditolak, cuma karena kurang dipoles dan agak acak-acakan? Beri mereka yang terbaik.

2. identitas lengkap
Cantumkan identitas lengkap kita. Nama, alamat, nomor telepon, pendidikan terakhir, dan kalau ada, prestasi-prestasi kita di dunia tulis menulis.

3. look matters
Pimp your manuscript appearance. Ada editor yang mengaku, dia memilih naskah yang paling rapi dan menarik di antara tumpukan naskah. Jilid yang rapi, jangan cuma di-print atau diikat pakai karet (seriously, this is happen!) Jangan lupa cantumkan nomor halaman dan daftar isi. Perhatikan juga bagaimana syarat-syarat penulisannya. Ada yang ukuran hurufnya harus 12, spasi 1,5. Ada yang cuma 1 spasi. Perhatikan itu baik-baik. Coba cek website penerbit untuk info lebih jelas.

4. sinopsis
Bukan sinopsis seperti yang ada di belakang buku. Sinopsis adalah garis besar cerita dari awal sampai akhir. Dari mulai, sampai ending. Editor akan lebih mudah memeriksa naskah kita, lebih cepat, sehingga kita bisa cepat tahu apakah naskah kita diterima atau ditolak. Kita enggak usah nunggu lama-lama, cuma karena sang editor bingung dan enggak mengerti bab-bab awal dan bertanya-tanya apa cerita dari naskah kita sebenarnya.

5. pilih penerbit
Ini yang harus ditekankan, jangan salah pilih penerbit. Cari penerbit yang sesuai dengan naskah kita. Kalau naskah kita romance, jangan pilih penerbit yang kita tahu suka menerbitkan cerita detektif. Kalau cerita kita tentang science fiction, jangan cari penerbit komedi. Apakah mungkin naskah kita diterima, kalau silang genre seperti itu? Mungkin saja sih, tapi kemungkinannya kecil. Penerbit biasanya punya prinsip sendiri tentang selera mereka terhadap buku yang akan mereka terbitkan. Dan meskipun naskah kita bagus, penerbit itu akan menolak naskah kita karena beda genre. Sedih kan?

6. datang langsung
Selain dikirim, ada baiknya kita langsung datang ke penerbit. Malah, bisa jadi ini adalah cara yang paling efektif. Kita bisa datang langsung dan mempresentasikan buku kita di depan editor. Bisa juga sambil nanya-nanya langsung ke dia tentang hal-hal yang membuat kita bingung. Yang paling penting, kita bisa meminta nomor HP sang editor, sehingga kita bisa mengontrol naskah kita dan bertanya tentang perkembangannya. Tapi jangan tanya setiap hari ya. Nanti dia marah, lho, he he he…





A. Langkah Awal
Jika kita memiliki buku yang sudah siap diterbitkan tentunya kita harus mengetahui langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk menerbitkan buku tersebut. Secara garis besar ada dua alternatif untuk menerbitkan buku.
1. Menyerahkan naskah kita ke penerbit. Jadi, buku kita akan diterbitkan oleh mereka.
2. Menerbitkan sendiri (self publishing). Kelebihannya, seseorang bisa bebas menerbitkan apa saja. Kelemahannya, soal-soal lain terkait dengan penerbitan buku seperti pemasaran, promosi, administrasi, cetak-ulang jika laku, dll. menjadi tidak terkendalikan.Terbit perdana biasanya (untuk ukuran normal) 3.000 eksemplar. Cara menjual dan memasarkannya jelas perlu bantuan orang lain, tidak bisa dilakukan sendiri. Terkait dengan penjualan, kita harus berhubungan dengan distributor, agen, kemudian toko-toko buku. Terkait dengan pemasaran, kita harus berhubungan dengan pameran buku dan sarana-sarana promosi


B. Mengirim Naskah Ke Penerbit

Tampaknya mengirim naskah ke penerbit memang lebih mudah dilakukan. Umumnya hampir semua penulis menempuh jalur ini. Dengan mengirimkan naskah kita ke penerbit seluruh biaya produksi akan ditanggung sepenuhnya oleh penerbit. Kita tidak perlu memikirkan biaya percetakan, distribusi, promosi, dan sebagainya. Yang harus kita lakukan hanyalah meyakinkan penerbit bahwa buku kita layak untuk diterbitkan.

Untuk mengirim naskah ke penerbit tentunya kita harus menghubungi penerbit terlebih dahulu. Yang pertama kita lakukan adalah mencari alamat penerbit. Jika kita ingin menerbitkan novel remaja atau teenlit belilah buku dari berbagai penerbit seperti Gramedia, Gagasmedia, Puspa Swara dan sebagainya. Di dalam buku tersebut pasti ada alamat penerbitnya. Kita bisa mencatat nomor teleponnya kemudian menghubungi penerbit tersebut.
Atau jika kita malas menghubungi penerbit kita bisa coba melalui email. Biasanya penerbit sekarang punya email. Kalau alamat email tak ada di buku yang mereka terbitkan coba cari tahu. Agar email mendapat jawaban dari orang yang tepat, sebaiknya gunakanlah email pribadi dari si editor, bukan email umum yang dibaca oleh entah siapa. Misal email pribadi editor Mizan Learning Centre, Hernowo adalah hernowo@mizanlc.com
Carilah alamat email pribadi si editor, sapalah ia dengan bahasa sopan dan personal. Insya Allah ia dengan senang hati akan menjawab pertanyaan kita.

C.Mengetahui Karakter Penerbit

Hal yang tak boleh dilupakan jika kita mengirim naskah ke penerbit adalah mempelajari karakter penerbit tersebut. Hal ini sangat penting diketahui karena setiap penerbit memiliki karakter yang berbeda-beda. Walaupun Gagasmedia dan Gramedia sama-sama menerbitkan teenlit, pasti ada karakter yang berbeda pada buku-buku terbitan mereka.
Sebagai contoh MQS Publishing menginginkan buku-buku terbitan mereka tidak bertentangan dengan keislaman, gagasan orisinal dan menarik atau bentuk lain gagasan yang lebih inovatif, ditulis dengan bahasa yang gamblang atau mudah dicerna serta dinalar dan terutama marketable.(www.pembelajar.com)

Nah, sudah jelas kan setiap penerbit memiliki selera yang berbeda-beda. Jika kita mengirim buku bergaya metropolis dan hedonis ke MQS tentu akan ditolak mentah-mentah tapi mungkin berbeda jika kita mengirimkannya kepada penerbit lain.
Untuk itulah sebelum mengirim naskah kepada suatu penerbit, kita harus mengetahui terlebih dahulu karakter dari penerbit tersebut. Tujuannya jelas, agar naskah kita terkirim kepada penerbit yang tepat.

Jika naskah kita ditolak alasannya tentu bukan karena naskah yang tidak sesuai dengan selera serta misi dan visi penerbit. Jika memang ini alasannya kita tidak perlu sedih dan kecewa. Karena masih banyak penerbit lain yang memiliki selera serta visi dan misi yang sama dengan kita.

Bagaimana mengetahui selera penerbit? Ada banyak caranya. Cara yang paling ampuh tentu saja dengan membaca buku-buku yang mereka terbitkan. Dari sana biasanya kita akan mendapat gambaran yang memadai.

Atau kita bisa juga bertanya kepada penulis atau siapa saja yang sudah mengenal karakter penerbit. Saat ini ada banyak milis penulisan yang dapat digunakan untuk mencari informasi seperti ini.

D. Melihat Potensi Pasar

Setiap penerbit tentunya memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap buku yang akan mereka terbitkan. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya jika naskah kita ditolak di suatu penerbit bukan berarti tulisan kita jelek. Bisa saja karena tidak sesuai dengan visi dan misi mereka.

Secara umum, sebuah naskah ditolak karena naskah tersebut diprediksi tidak laku, temanya tidak diminati pasar. Alasan lain karena naskah tersebut ditulis dengan cara yang tidak tertata sehingga membutuhkan pengolahan di redaksi yang sangat sulit.

Bagaimana dengan peluang penulis pemula? Apakah penerbit lebih menyukai tulisan yang pemula atau yang lebih ternama?

Sebagai gambaran, berikut adalah kebijakan yang diterapkan oleh penerbit Andi Publisher, Yogyakarta:

- Editorial (kualitas naskah dari segi bahasa, EYD, dst) = 10 %

- Peluang potensi pasar = 50 %

- Keilmuan (khususnya untuk naskah nonfiksi) = 30 %

- Reputasi penulis = 10%

Jadi jelas suatu penerbit akan menolak atau menerbitkan suatu naskah bergantung pada menarik tidaknya naskah itu. Saat ini banyak penulis pemula yang tak dikenal melejit gara-gara bukunya dikemas dengan judul yang unik dan menarik perhatian orang. Misalnya, Jangan Jadi Orang Gajian Seumur Hidup. Ada pengarang yang sebelumnya tak dikenal yang melejit gara-gara punya komunitas, ada juga yang memang menerbitkan sebuah karya yang lain daripada yang lain. Pada tahun 2005, beberapa penulis novel remaja (serial "teenlit"), tiba-tiba bukunya sangat laku.

Biasanya buku-buku yang diterbitkan oleh penulis pemula adalah buku-buku fiksi. Hal ini sangat wajar karena buku fiksi lebih mudah dijual dan pasarnya lebih besar daripada nonfiksi. Sebenarnya penulis pemula boleh saja menerbitkan buku nonfiksi karena memang tidak ada larangan dalam berkarya. Hanya biasanya mereka mempertimbangkan laku-tidaknya. Karena menulis buku –baik fiksi maupun nonfiksi- tidak mudah.

Jadi, penerbit dalam menerbitkan naskahnya sangat melihat potensi pasar atau tren yang sedang berkembang. Masalah tren ini memang sangat cepat berubah. Agak sulit meramal tren untuk masa sekarang karena perubahan begitu sangat cepat. Kalau kita amati tahun 2006, novel masih mendominasi, terutama yang kontroversial model Da Vinci Code atau novel yang mengisahkan "kelainan" (seperti 24 Wajah Billy). Buku agama juga masih memiliki pasar, terutama yang terkait dengan terapi, kemukjizatan, atau penyibakan misteri.

Lantas, tentu, buku model Detik-Detik Menentukan karya Pak Habibie juga masih
akan laku jika seorang tokoh atau siapa saja bisa menguak hal-hal yang
membuat orang penasaran.

Sebuah penerbit yang jeli dalam melihat potensi pasar dapat menghasilkan buku yang kita kenal dengan sebutan best seller. Sebenarnya apa kriteria buku dikatakan best seller? Mengapa saat ini banyak penerbit yang mengklaim bukunya sebagai best seller?
Hal ini sangat wajar karena menurut kesepakatan buku yang terjual 7000 eksemplar sebelum setahun sudah bisa dikatakan sebagai best seller.


E. Kelengkapan Naskah
Setelah kita tahu akan mengirim naskah ke penerbit mana langkah selanjutnya tentu saja mengirimkan naskah tersebut. Tapi sebelum kita mengirimkan naskah kita harus tahu kelengkapan apa saja yang harus kita kirim pada penerbit.

Untuk Naskah Novel, yang harus dikirim adalah:
1. Naskah novel secara utuh. Jadi, jangan hanya mengirim bab 1 atau daftar isinya saja.
2. Sinopsis cerita. Ini sangat penting agar penerbit memiliki gambaran yang jelas mengenai isi novel kita sebelum mereka membacanya.
3. Surat pengantar. Memang ini tidak wajib, tapi diperlukan sebagai sopan santun terhadap penerbit.
4. Biodata penulis. Biasanya biodata ini dibagi menjadi dua jenis, dan sebaiknya kedua-duanya kita kirim.

Jenis pertama adalah biodata yang tujuannya sebagai arsip si penerbit saja, bukan untuk dipublikasikan. Pada biodata ini, kita harus mencantumkan nama asli, alamat lengkap, nomor telepon, nomor rekening bank, dan sejumlah data penting lainnya., Data seperti ini diperlukan untuk kepentingan administrasi dan komunikasi antara anda dengan si penerbit.

Jenis kedua adalah biodata yang isinya lebih kurang sama dengan biodata penulis yang biasa kita temukan pada buku-buku yang telah diterbitkan. Biodata inilah yang nantinya akan dimuat pada buku kita, jika diterbitkan.

5. Segmentasi naskah. Ini digunakan sebagai bahan pertimbangan tim marketing di penerbit tersebut. Segmentasi naskah cukup diuraikan dalam kalimat singkat, misalnya:
Novel ini ditulis dengan bahasa sehari-hari, para tokohnya adalah anak SMA dan mahasiswa. Novel ditujukan bagi remaja usia 12-20 tahun yang beragama Islam.

6. Karakter para tokoh. Ini digunakan untuk membantu ilustrator dalam membuat gambar-gambar dalam novel kita.

Perlu diketahui, naskah kita cukup diketik dengan format biasa di MS Word. Masalah desain dan lain sebagainya akan ditangani oleh penerbit. Bagaimana dengan buku komik? Ada penulis yang bisa menggambar, jadi gambar dan naskah ditulis sendiri. Ada juga yang diserahkan ke ilustrator, penulis hanya menulis naskahnya. Jika ada pembagian honor, biasanya penulis yang membayar ilustrator. Bisa juga diadakan kerja sama dalam bentuk royalti.

Sedangkan Untuk Kumpulan Cerpen, kelengkapan naskah tak jauh beda dengan novel. Yang tidak wajib kita sertakan hanyalah nomor 2 (sinopsis) dan 6 (karakter para tokoh).

Untuk Naskah Nonfiksi, hampir sama dengan fiksi. Namun, untuk naskah nonfiksi kita bisa mengirim daftar isi saja tidak perlu mengirim naskahnya secara utuh. Hal itu karena sebuah penerbit dapat mengetahui gambaran isi dari naskah nonfiksi hanya dengan membaca daftar isinya. Kita juga bisa mengirim bab satu atau mungkin sinopsisnya saja.

Memang tidak ada salahnya jika kita mengirim naskah yang utuh dan siap diterbitkan. Semuanya tergantung pada keputusan dan juga kebijakan penerbit tentunya.

Pada naskah nonfiksi cukup penting bagi kita untuk menyertakan sebuah halaman yang berisi:

- konsep utama buku kita

- tujuan penulisan buku tersebut

- misi dan visi apa yang anda emban di dalam buku ini.

- apa keunggulan utama dari buku ini.

- jika buku kita punya tema yang mirip dengan buku-buku lain yang sudah terbit, ceritakan apa keunggulan buku kita dibanding buku-buku tersebut.

Kita dapat menceritakan semua poin ini di dalam satu atau dua halaman kuarto. Ini berfungsi sebagai bahan pertimbangan si penerbit untuk menerima atau menolak naskah kita.

Setelah merasa naskah kita lengkap, tentunya kita akan mengirimnya ke penerbit. Kita bisa mengirimkannya lewat pos atau mungkin lewat e-mail. Mana yang lebih baik? Memang saat ini mengirim lewat e-mail akan jauh lebih praktis. Namun menurut Hernowo, CEO Mizan Learning Centre, lebih baik mengirim lewat pos karena memudahkan penerbit untuk menilainya meski cukup merepotkan penulis.


F. Masa Tunggu dan Proses Penerbitan


Setelah naskah kita dikirimkan ke penerbit, kita menunggu naskah kita untuk diterbitkan. Berapa lama naskah kita akan diterbitkan? Bergantung konteksnya, apakah saatnya tepat atau tidak. Biasanya kalau sebuah tema sedang ramai-ramainya dibicarakan masyarakat dan tema itu cocok dengan buku yang akan diterbitkan saatnyalah buku itu diterbitkan. Ada juga buku yang membentuk opini atau lingkungan sehingga bisa diterbitkan kapan pun.Jadi jangan heran jika satu bulan itu sudah bisa dikatakan jangka waktu yang sangat cepat.

Bagaimana prosedur dalam sebuah penerbitan? Setelah menerima naskah kita, penerbit akan menyerahkan pada editor yang berkompeten. Jika naskah kita adalah buku keagamaan, maka akan diserakan pada editor yang menangani buku keagamaan.

Nah, si editor akan membaca naskah kita. Biasanya ia tidak bekerja sendirian, ada tim yang bertugas untuk menyeleksi naskah yang masuk. Tim yang terdiri dari editor (bertugas mempertimbangkan naskah dari segi bahasa, bobot tulisan), staf marketing (mempertimbangkah apakah naskah memiliki nilai jual tinggi), dan beberapa staf lainnya.
Ketika naskah kita masih dalam proses seleksi, kita boleh menanyakan pada penerbit akan berapa lama kita harus menunggu. Penerbit yang baik tentunya akan memberikan jawaban yang pasti. Jika sudah begini, tentunya kita akan merasa lebih tenang karena sudah memiliki gambaran sampai berapa lama harus menunggu.

Setelah naskah kita sudah siap untuk diterbitkan, maka proses penerbitan pun dimulai. Hal yang pertama dilakukan adalah editing, editor akan mengedit naskah kita, memperbaiki bahasanya, dan seterusnya.

Selanjutnya desainer akan mendesain buku kita sebagus dan semenarik mungkin. Kemudian, ilustrator akan membuatkan cover yang bagus untuk naskah kita termasuk gambar-gambar dalam naskah jika diperlukan. Setelah semua proses selesai, maka naskah kita siap untuk dicetak.

Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan proses pracetak, dalam keadaan normal, adalah sekitar 1 atau 2 bulan. Jika keadaan tidak normal karena terjadi masalah atau kendala waktu yang diperlukan bisa lebih lama lagi.

Kita sebagai penulis sangat dianjurkan untuk terlibat dalam proses penerbitan. Kita bisa memberikan masukan mengenai desain buku, cover, dan sebagainya yang berhubungan dengan buku kita. Tujuannya agar buku yang diterbitkan nantinya sesuai dengan keinginan kedua belah pihak.

Sebelum naskah kita dicetak ada proses yang dinamakan proof reading. Penerbit akan mencetak satu eksemplar buku kita (dengan printer biasa) kemudian kita dipersilakan untuk mengoreksi naskah kita, siapa tahu ada yang salah ketik, dsb. Jika yakin tidak ada yang salah kita serahkan naskah tersebut ke penerbit. Mereka akan mulai mencetaknya.

Waktu yang normal untuk proses pencetakan adalah sekitar tiga minggu. Setelah naskah kita selesai dicetak, maka siap didistribusikan dan dijual kepada umum.
Bagian distribusi dan pemasaran jelas berbeda dengan bagian redaksi, misalnya. Bagian distribusi, intinya, adalah menyebar buku ke banyak tempat dan mendeteksi di mana sebuah buku mendapatkan konsumen terbesar.

Pemasaran berbeda dengan distribusi. Pemasaran biasanya dipadankan dengan
marketing, sementara distribusi lebih ke penjualan. Marketing lebih ke penyusunan strategi dan biasanya bekerja sama dengan bagian promosi.

Kiat-kiat mempromosikan buku intinya adalah bagaimana memberitahukan ke
pelanggan bahwa sebuah buku itu menarik untuk dibaca dan bermanfaat.
G. Seputar Royalti

Di dalam penerbitan buku honor yang kita terima dari penerbit biasa disebut royalti. Namun sebelum memutuskan sistem royalti yang akan diterima oleh penulis, penerbit akan menentukan terlebih dahulu harga jual buku tersebut. Bagaimana penerbit menentukan harga jual buku?

Harga buku biasanya ditentukan dua biaya-utama oleh biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel. Yang tetap meliputi, misalnya, biaya desain, setting, dan juga harga naskah (jika dibeli tanpa royalti).

Variable cost misalnya kertas.Dari seluruh biaya tersebut, kasarnya, kemudian dikalikan 4 atau 5. Itulah harga jual buku.

Nah, setelah penerbit menentukan harga jual buku, penerbit dan penulis akan mendiskusikan sistem royalti mana yang akan digunakan. Dilihat dari sistem pembayarannya ada dua jenis royalti yang biasa digunakan oleh penerbit:


1. Beli Putus

Pada sistem ini jika buku akan diterbitkan, penerbit akan membeli buku kita dan dibayar di muka. Misalnya, Rp6juta. Maka inilah harga dari buku kita. Selanjutnya kita tidak mendapat royalti apapun.

Sistem ini sangat baik digunakan jika kita mengirim naskah ke penerbit baru yang belum jelas reputasinya. Posisi kita akan sangat aman di sini karena tak perlu berurusan lama dengan penerbit.

Sebaliknya sistem beli putus juga memiliki kelemahan. Jika buku kita menjadi best seller, penerbit akan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dari harga buku kita. Kita cukup rugi namun tak bisa protes apapun.

Sistem beli putus ini bisa berlaku seumur hidup dan bisa juga berlaku dalam jangka waktu tertentu. Misalnya buku dibeli Rp15 juta untuk jangka waktu tujuh tahun. Setelah masa tujuh tahun berakhir kita bisa menerbitkan kembali buku tersebut di penerbit lain.

Biasanya penerbit tidak bersedia menggunakan sistem ini untuk penulis pemula atau buku-buku yang tidak terlalu laku. Bagi mereka sistem ini memiliki risiko tinggi karena belum tentu laku di pasaran. Kalau penulisnya terkenal dan yakin bukunya akan laku di pasaran penerbit akan dengan senang hati menggunakan sistem beli putus.

2. Royalti Berkala
Sistem lain yang biasa digunakan adalah sistem royalti berkala.

Sebagai contoh:
Zlatan menerbitkan buku di penerbit CDE dan dicetak 3.000 eksemplar. Harga jual buku adalah Rp25000,00.

Kalau buku ini laku semua penerbit akan menerima uang penjualan sebesar 3000 X Rp25.000 = Rp75.000.000,00

Misalnya Zlatan mendapat royalti 10 persen dari total penjualan = Rp75.000.000,00 X 10% = Rp7.500.000,00
(royalti yang diterima bervariasi sesuai kesepakatan penerbit dan penulis, dari 5 hingga 15 %. Untuk memudakan di sini digunakan 10 persen)

Royalti Zlatan tidak diterima sekaligus. Ketika pertama terbit ia mendapat royalti Rp750.000,00.
(Angka di sini hanya contoh, biasanya penerbit mempunyai perhitungan tersendiri untuk uang muka royalti)

Penerbit CDE masih memiliki utang kepada Zlatan sebesar Rp6.750.000,00. Sisa ini akan dicicil secara berkala misalnya 5 bulan sekali.

Misalnya selama 5 bulan pertama buku Zlatan terjual 1.500 eksemplar.
Maka royalti yang didapatkan:
Rp25.000 X 1.500) X 10 % = Rp3.750.000,00

Biasanya penerbit membebankan pajak penghasilan kepada penulis. Jadi royalti masih dipotong pajak 15 persen.



Sistem royalti berkala ini mempunyai keunggulan jika buku kita menjadi best seller. Kita akan terus memperoleh royalti selama buku kita dibeli orang sampai kapan pun.

Kelemahannya, kita memperoleh royalti tidak sekaligus. Jika kita berhadapan dengan penerbit baru sistem ini kurang aman. Kita tidak tahu apakah mereka disiplin dalam membayar royalti, apakah jujur dalam melaporkan hasil penjualan, dsb.
Dalam menentukan sistem royalti biasanya tergantung posisi tawar menawar antara penerbit dan penulis. Biasanya akan dirundingkan sehingga menguntungkan kedua belah pihak.


H. Perjanjian Penerbitan Buku


Karena hubungan antara hubungan antara penerbit dan penulis adalah mitra kerja, sudah sepatutnyalah diadakan perjanjian tertulis di antara kedua belah pihak. Perjanjian ini tentunya harus menguntungkan kedua belah pihak.

Surat perjanjian penerbitan buku meliputi banyak hal seperti hak cipta yang tetap ada pada penulis apa pun yang terjadi atau bagaimana pembagian royalti jika penulis lebih dari satu.

Sistem royalti juga bisa tertuang dalam perjanjian. Misalnya jika penerbit dan penulis memutuskan mitra/sharing sehingga pembiayaan produksi ditanggung kedua belah pihak. Sistem royalti yang digunakan apakah bagi hasil dan sebagainya bisa dicantumkan dalam perjanjian.

Hal lain yang bisa diatur dalam perjanjian misalnya jika penulis tidak puas dengan suatu penerbit dan ingin berganti penerbit. Mengenai prosedur dan lain sebaginya biasanya tertuang dalam perjanjian.

Untuk lebih melihat contoh surat perjanjian penerbitan buku bisa diklik di sini.


I. Buku Terjemahan

Saat ini selain buku asli keluaran Indonesia banyak sekali buku-buku asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Bahkan buku-buku terjemahan sangat diminati seperti Harry Potter misalnya.

Sebenarnya menerbitkan buku terjemahan merupakan kegiatan transfer ilmu. Dahulu pada zaman awal Islam para sarjana Muslim menerbitkan buku-buku dari Yunani, India, dan Persia.
Pada umumnya buku terjemahan yang ada di Indonesia diterjemahkan dari bahasa Inggris (Amerika Serikat) dan bahasa Arab (Mesir).

Lantas dengan berkembangnya buku terjemahan di Indonesia apakah buku-buku asli Indonesia menjadi tersaingi? Memang ada buku terjemahan yang sangat laku seperti Da Vinci Code karya Dan Brown dan La Tahzan karya Aidh al-Qarni. Namun buku-buku asli Indonesia semisal Ayat-Ayat Cinta karya Habbiburrahman AL-Shirazy dan Terapi Shalat Tahajjud karya Mohammad Soleh juga masih mempunyai pasar. Jadi, laku-tidaknya tergantung apakah buku terjemahan atau buku asli Indonesia itu memenuhi selera orang Indonesia.

Kapan penerbit menerbitkan buku terjemahan? Buku terjemahan jelas lebih mudah diterbitkan dibandingkan buku asli Indonesia. Jadi penerbit yang mau cepat berkembang dan memperbanyak produksinya akhirnya menerbitkan buku terjemahan.

Untuk buku terjemahan pengurusan hak cipta dan pembayaran royalti biasanya melalui literary agent yang ditunjuk si penerbit. Untuk royalti penulis meski ada yang mengurus sendiri, kebanyakan diwakili penerbit. Biasanya dalam perjanjian ada penyebutan soal jika sebuah buku diterjemahkan ke dalam bahasa asing.

Bagaimana dengan honor penerjemah? Honor penerjemah dihitung per halaman.

Selain buku asing yang diterjemahkan ke Indonesia ada juga buku Indonesia yang diterjemahkan ke dalam bahasa asing dan kebanyakan karya sastra seperti karya alm Parmoedya Ananta Thoer. Jika bukunya diterjemahkan ke dalam karya asing penerbit akan memperoleh royalti yang dibagi dengan penulis buku tersebut.


J. Hal Lain Seputar Penerbitan

J Pada saat apa buku dikatakan tidak laku? Buku dikatakan tidak laku jika dalam setahun 3000 eksemplar tidak habis terjual. Biasanya penerbit memutuskan untuk menjualnya dengan diskon agar modalnya kembali dalam waktu cepat. Diskon biasanya dilakukan jika pergerakan buku lambat dan sudah melewati masa-masa emasnya.

J Apakah kita harus izin jika ingin mengutip dari buku lain? Syarat kutipan ini diatur oleh tata cara penulisan karya ilmiah. Asal menunjukkan sumbernya biasanya tak perlu izin. Yang tidak dibolehkan apabila mengutip dan mengaku-aku miliknya.

J Bagaimana dengan izin jika ingin menerbitkan sendiri? Kita tidak perlu izin, hanya menyerahkan ke Departemen Kehakiman, Kejaksaaan atau Penerangan satu kopi begitu karya itu jadi. Kita tidak perlu menjadi anggota IKAPI untuk menerbitkan buku.

Biasanya saat ini ada katalog yang disebut ISSN dan ISBN. ISSN digunakan untuk katalog jurnal dan ISBN untuk buku.

J Bagaimana dengan buku referensi asing? Buku referensi asing harus izin karena ada hak cipta. Boleh tidaknya tergantung pada besaran royalti yang dibayar. Syarat lain yaitu tidak boleh menyinggung soal SARA.

J Akhir-akhir ini ada tren yang dikenal dengan penerbitan elektronik (e-Book) Namun agaknya di Indonesia ini belum terlalu memasyarakat. Mungkin lima atau sepuluh lagi e-Book ini akan lebih dikenal.


Mungkin sekian dulu artikel dari saya, semoga bermanfaat. Saran saya, jangan pernah berputus asa untuk menerbitkan buku Anda. Penulis terkenal seperti JK Rowling untuk fiksi atau Rhenald Kasali dan Jalaluddin Rahmat untuk nonfiksi juga pernah mereka kegagaln. Namun mereka tak kenal menyerah sehingga menghasilkan buku yang bermanfaat jika dibaca.
Jika Anda masih memiliki pertanyaan jangan sungkan untuk bertanya pada kami.

gombal

Gombalan 1
ce: udah ah aku gak mau keseringan ketemu kamu.
co: kenapa?
ce: takut diabetes aku kumat.
co: kok bisa?
ce: kemanisan liat senyum kamu

Gombalan 2

co : kamu tau gak malam apa yang paling menakutkan..??
ce : aku tau,ya malam jum'at kliwon. .
co : tapi bagiku bukan itu. .
ce : terus apa??
ce : malam yang paling menakutkan adalah malam malam ku tanpamu..
ce : so sweet. .

Gombalan 3

co: yank, kamu tau tidak apa bedanya kereta api sama kamu ??
ce: kalau kereta benda mati kalau km benda hidup
co: betul, tapi ada 1 lagi yang terlewatkan.
ce: memang nya apa lagi??
co: kalau kereta api berhenti di stasiun, kalau aku berhenti di hatimu
ce: bisa saja

Gombalan 4

co: yank... ??
ce: apa yank??
co: aku mau kamu ku jadikan sesuatu. kamu mau gak yank??
ce: memang nya aku mau di jadi kan apa??
co: aku mau kamu jadi cahaya yang selalu bersinar di hatiku
ce: so sweet

Gombalan 5

co: sayang,temenin aku ke apotik yuk!!
ce: lah,ngapain yank?
co: mau beli obat demam sayang
ce: loh kok tiba-tiba demam sayang?
co: iya aku lagi demam cinta kamu

Gombalan 6

co: Eh eh.. aku ada tebakan neh
ce: excited .. ok ok.. apa tebakannya
co: Panda apa yang paling imut manis dan lucu?
ce: Semua panda mah imut kali..
co: Engga.. ada satu yg paling ga ngebosenin..
ce: Nyerah deh..
co: Panda-ngin kamu sepanjang hari..
ce: Ah.. abang ah..

Gombalan 7

co : neng .. Abang OTW yah ,!!
ce : OTW kemana bang ??
co : OTW kehati kamu
ce : iihh abang bisa aja deh, yaudah neng tunggu yah..

Gombalan 8

co: Neng apa bedanya kutu sama kamu?
ce: ihhh..jorok! emang apa bang?
co: kalau kutu ngisap darah ku, kalau kamu ngisap dompet ku
ce: kurang ajar!
co:becanda neng..

Gombalan 8

hemat pangkal kaya
rajin pangkal pandai
kalo kamu pangkalan hati aku

Gombalan 9

co : yaang, boleh gak aku ketemu mamah kamu ?
ce: mau ngapain yaang ??
co: cuma mau bilang makasih udah ngelahirin kamu buat aku

Gombalan 10

cinta sama kmu tuh bagaikan mau buang air besar ,,, soalnya tak bisa di tahan lagi !!!

Gombalan 11co: Neng tolong dong..aku gak bisa ngliat nih..
ce: loh! kok bisa bang?
co: iya aku buta..buta karena cinta mu
No.12
co:bapak kamu nelayan ya???
ce: kok tau..
Co:karna km telah memancing hati q...
ce: 
No.13
co:bapak kamu tukang las ya
ce: ko tau?
co: karena kamu telah menyatukan kembali hati ku yang dulu hancur
No.14
Bapak kamu guru bahasa Inggris ya ?
- Kok tahu ???
Tiap ketemu kamu pengenye ngomong ailapyu.  

No.15

Co: Bapak kamu PLN yah?
ce: Kok tau sih?
Co: Karena kamu telah membuat lampu dihatiku menyala terus karena strum cintaku.

No.16
A : bapak kamu tukang sate ya
B : Kok tahu...
A : karna kau telah menyucuk-nyucuk hatiku 
No.17
co: bapak kamu pawang singa ya?
ce: kok tau?
co: karena kamu telah menjinakkan hati ku yg buas
No.18
a : bapak kamu satpol PP nya ?
b : kok bisa ?
a : soalnya, kamu sudah merajia hatiku
No.19
Co : Bapak kamu DJ ya??
Ce: Ko' tau??
Co: karna kamu telah mere-re-re-re-mix-mix-mix hatiku..

No.20
co: bapak km penjaga pintu kereta ya?
ce: kok tau?
co: iya barusan ketabrak kereta tuh (sambil pasang muka cuek)
ce:$#@$#@#$#%##%$


Sabtu, 26 Mei 2012


Alhamdulillah
oleh: Maher Zain



I was so far from you
Yet to me you were always so close
I wandered lost in the dark
I closed my eyes toward the signs
You put in my way
I walked everyday
Further and further away from you
Ooooo Allah, you brought me home
I thank You with every breath I take.

Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah.

I never thought about
All the things you have given to me
I never thanked you once
I was too proud to see the truth
And prostrate to you
Until I took the first step
And that’s when you opened the doors for me
Now Allah, I realized what I was missing
By being far from you.

Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah.

Allah, I wanna thank You
I wanna thank you for all the things that you’ve done
You’ve done for me through all my years I’ve been lost
You guided me from all the ways that were wrong
And did you give me hope

O Allah, I wanna thank you
I wanna thank You for all the things that you’ve done
You’ve done for me through all my years I’ve been lost
You guided me from all the ways that were wrong
I wanna thank You for bringing me home

Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah
Alhamdulillah, Elhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah.